TERWUJUDNYA JEMBATAN PADANGAN – BANDAR

0
212

www.suaralintas.com || Sebelum terwujudnya pembangunan Jembatan Padangan – Bandar, semula warga sekitar kecamatan Kasiman jika hendak bepergian ke Padangan dan sekitarnya menggunakan transportasi Perahu. Begitupun sebaliknya, warga Padangan dan sekitarnya jika hendak bepergian ke wilayah kecamatan Kasiman. Perahu itu pun tidak langsung diberangkatkan atau diseberangkan. Mereka harus sabar menunggu beberapa waktu lamanya yakni menunggu adanya sejumlah penumpang lainnya. Atau bisa dibilang perahu baru diberangkatkan jika penumpang dianggap  sudah layak atau cukup jumlahnya. Perahu itu dikemudikan dengan tenaga manusia melalui dayung dan lujuk, dayung terbuat dari kayu dan lujuk terbuat dari bambu yang panjangnya sesuai kedalaman air sungai Bengawan Solo.

Terkadang ada warga yang mempunyai kendaraan sepeda atau motor   tidak lewat penyeberangan perahu, mungkin dianggap terlalu lama menunggu. Lebih-lebih  jika  malam hari perahu juga sudah tidak jalan, maka warga yang mau menyebrang harus berputar lewat Cepu Jawa Tengah, jaraknya cukup lumayan. Namun, sekarang penyeberangan memakai perahu tersebut terhenti total dengan terealisasinya jembatan Padangan – Bandar. Kini warga tidak perlu lagi naik perahu atau berputar lewat Cepu.

Terbangunnya jembatan Padangan – Bandar merupakan keinginan dan harapan warga sejak lama, sehingga warga yang tanahnya tergerus/terkepras akibat pembangunan jembatan tersebut, tidak ada kata menolak. Sebab pembangunan ini benar-benar sangat menguntungkan dan memberi akses besar bagi kehidupan  warga, baik sekarang atau mendatang, terutama dibidang ekonomi. Jembatan ini menjadi salah satu urat nadi perekonomian dan kesejahteraan warga di sekitarnya.

Pembangunan jembatan Padangan – Bandar sepanjang kurang lebih 200 M itu juga dianggap sebagai kebutuhan vital bagi masyarakat sekitarnya karena menjadi tumpuan  penghubung bagi fasilitas publik lainnya. Selain itu juga membuka keterisolasian dukuh bandar yang dulunya jarang dilalui kendaraan bermotor roda empat, kini setiap hari hampir lalu-lalang tak terhitung jumlahnya. 

Dengan terwujudnya jembatan padangan – Bandar otomatis menjadi modal dasar masyarakat untuk meningkatkan sumber pendapatan terutama penduduk sekitar, disamping mempermudah dan mempercepat arus transportasi. 

Memang pemerataan pembangunan merupakan salah satu yang tidak bisa dipisahkan antara pembangunan yang satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian pada suatu periode, tentu ada yang perlu diprioritaskan atau mendapat perhatian lebih besar dibanding dengan lainnya.

Jika pemerintah kabupaten Bojonegoro mewujudkan pembangunan jembatan Padangan – Bandar, maka hal itu sudah sangat tepat sebab berhubungan erat dengan situasi objektif dan kondisi subyektif, artinya pada masa sekarang pemerintah kabupaten Bojonegoro sedang menjalani tahap stabilisasi, setelah itu tahap ekonomi yang cukup tinggi.  Karena pembangunan ekonomi merupakan motor dalam penggerak kegiatan pembangunan bangsa secara menyeluruh, maka sungguh tepat apa yang diwujudkan  pemkab Bojonegoro dengan mengalokasikan dana APBD atau pun dana lainnya guna membangun jembatan Padangan – Bandar, meskipun pola pembangunan jembatan ini dilakukan secara bertahap, namun akhirnya terealisasi juga.

Sudah semestinya terwujudnya jembatan ini menjadi momentum untuk menggiatkan pembangunan infrastruktur di wilayah kabupaten Bojonegoro yang menjadi bagian integral program percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi yang sedang dilancarkan pemerintah saat ini. Komitmen pemerintah kabupaten Bojonegoro dengan memprioritas jembatan ini layak mendapat acungan jempol.

Oleh : Ngar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini