KLATEN // www.suaralinras.com || Upacara ritual jawa kuno mulai dihidupkan lagi di sebuah pura atau sering disebut candi Untoroyono pedan.Dalam acara tersebut sangat ramai didatangi puluhan gadis,orang dewasa dan anak anak yang tidak mau pula ketinggalan dalam acara tersebut.ada pula tempat khusus yang sudah disiapkan oleh beberapa panitia.
Minggu (01/12/2024), Para awak media telah mengikuti dan melihat secara langsung proses ruwatan massal hingga akhir yang dilaksanakan di halaman atau depan pura,atau yang orang sering menyebutnya candi untoroyono yang terletak di wilayah Pedan, Klaten, Jawa Tengah.
Seluruh peserta satu persatu mulai berbaring di tempat khusus yang sudah disediakan beberapa panitia pelaksana yang kemudian dengan Do’a dan mantra mantra sakral para petugas atau biasa disebut sesepuh mulai beraksi memotong gigi dengan alat pangur khusus.
Lalu apa saja makna dari ritual ruwatan tersebut?
Dalam tradisi masyarakat jawa,acara ritual seperti ini sudah dianggap kuno dan langka.Di zaman yang modern dan serba canggih sekarang ini sangat jarang kita jumpai, Namun masih ada sebagian kecil masyarakat jawa yang melakukannya terutama oleh umat Hindu. Tujuan upacara tradisi yang mereka lakukan tersebut untuk menuju kesejahteraan manusia selama hidupnya.
“Di zaman nenek moyang dulu, tradisi potong gigi (pangur) dan acara melukat (ruwatan) memang sudah biasa dilakukan oleh orang jawa yang termasuk suatu simbolis khususnya gigi yang bertaring” ungkap Sumarwoto selaku panitia pelaksana.
“Ketika waktu zaman nenek moyang dulu,tradisi seperti ini benar benar memakai alat Manual dan apa adanya sehingga terwujud bahwa memotong gigi manusia dapat dilakukan dengan alat manual. Dan harapan kedepannya, semoga semakin banyak manusia yang bisa menjaga dan melestarikan budaya budaya yang ada di tanah jawa” tambah Sumarwoto
Oleh : Cindy